Senin, 25 Januari 2010

Sulitnya Bahasa Inggris bagi Siswa

Bahasa jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki tiga pengertian yaitu; "(1) sistem lambang bunyi berartikulasi yg bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara, daerah, dsb); (3) percakapan (perkataan) yg baik; sopan santun; tingkah laku yg baik;" (Kamus Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Dari pengertian itu jelas, bahwa bahasa memiliki peranan yang sangat penting sebagai alat komunikasi. Dua orang atau lebih akan mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan mereka dengan mudah jika disampaikan dengan bahasa. Tetapi walaupun mereka bisa menggunakan bahasa, bukan berarti bisa saling berkomunikasi dengan baik, karena jenis bahasa, tata bahasa, nada, intonasi dan lain sebagainya juga sangat mempengaruhi komunikasi.
Perkembangan dan penguasaan teknologi telah memaksa kesepakatan internasional untuk menggunakan satu bahasa baku yang berlaku dinegara manapun, yaitu Bahasa Inggris. Hampir disetiap negara dibelahan bumi ini sepertinya menyepakati bahwa bahasa internasional yang berlaku adalah Bahasa Inggris. Hal inilah yang justru menjadi fenomena bangsa Indonesia, dimana bahasa Inggris masuk dalam jajaran pelajaran yang ternyata tidak disukai oleh sebagian besar siswa dari mulai tingkat SD sampai tingkat perguruan tinggi. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa mereka (siswa) sebenarnya ingin (berniat) menguasai bahasa Inggris, tetapi kemudian muncul permasalahan-permasalahan yang justru membuat mereka malas untuk belajar lebih tekun lagi dengan pelajaran bahasa Inggris. Ada beberapa hal yang menghambat keinginan para siswa untuk belajar bahasa Inggris, diantaranya:
  1. Pemikiran yang terlalu sederhana (lebih rendah dari sederhana) tentang bahasa Inggris, karena bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu (mother tongue) sehingga mereka (siswa) merasa tidak telalu berminat untuk mempelajari lebih jauh bahasa Inggris.
  2. Kurangnya penekanan penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahasa Inggris bagaikan air diatas daun talas, sekarang belajar besok lupa.
  3. Pemikiran mereka (siswa) belum mampu menjangkau jauh kedepan tentang perlunya menguasai bahasa Inggris di suatu hari. Generasi sekarang adalah generasi dengan pemikiran instan, apa yang dipelajari hari ini (inginnya) dirasakan hari ini pula.
  4. Lingkungan yang kurang mendukung dalam penguasaan bahasa Inggris. Jarang (sedikit) disuatu sekolah atau masyarakat terjadi pembicaraan yang "ngaco" dalam bahasa campuran (sebagian Inggris, sebagian Indonesia, sebagian Daerah) antar siswa. Padahal ini merupakan salah satu cara termudah untuk membiasakan penggunaan bahasa Inggris dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Tidak terasa tapi pasti penguasaan kosa kata akan bertambah setiap harinya.
  5. Pemikiran dan penerapan yang salah bahwa bahasa Inggris mutlak hanya digunakan pada saat pelajaran Bahasa Inggris saja, diluar pelajaran tersebut tidak perlu!
  6. Guru Bahasa Inggris yang kurang kompeten baik dari segi pengalaman penggunaan bahasa, kemampuan penguasaan bahasa, pemahaman dan penguasaan lingkungan (keadaan) kelas, penekanan pentingnya penguasaan bahasa dan penguasaan emosi anak didiknya. Hal ini seperti mudah dalam penjabaran kalimat tapi sulit dalam penjabaran tindakan. Hal paling sederhana adalah masalah kebiasaan dan kemudahan sepihak guru (hanya mencari kemudahan dalam mengajar).
Sebenarnya masih banyak faktor lain yang mempengaruhi (minimal) kemauan anak didik untuk belajar bahasa Inggris. Silahkan telaah dan tambahkan sendiri...
Hal ini mengingatkan pada seorang teman yang sangat profesional dalam pendidikan bahasa Inggris, "hal yang pertama harus di lakukan oleh seorang guru bahasa adalah sentuhlah emosinya sehingga akan muncul dalam pemikiran mereka keinginan yang kuat untuk belajar bahasa Inggris, setelah itu guru hanya perlu membantu memberikan sedikit kunci pembuka, motivasi dan sentuhan emosional kepada siswa. Sehingga mereka tidak terbersit sedikit pun untuk meninggalkan atau melupakan bahasa Inggris dalam waktu sedetik pun di kehidupan sehari-harinya. Jika kita mampu melakukan hal itu maka 50% keberhasilan penguasaan bahasa Inggris sudah dapat dipastikan."
Guru bahasa Inggris selayaknya adalah motivator untuk guru yang lain pula dalam memberikan sedikit wawasan penggunaan bahasa, atau memicu guru lain dalam penggunaan bahasa Inggris didalam kelas ataupun diluar kelas. Hal ini bertujuan untuk tidak memberikan celah sedikitpun kepada anak, sehinga mereka selalu terpacu mempelajari bahasa Inggris. Jangan sampai kejadian-kejadian aneh dan lucu terjadi dalam lingkungan lebih luas seperti cerita dibawah ini...

Judul ceritanya : OPEN
Dalam lingkungan perkotaan BANK adalah hal yang biasa ditemukan, bahkan hampir sebagian masyarakat kota menggunakan BANK sebagai sarana simpan pinjam uang. Tetapi tidak begitu dengan masyarakat pedesaan, mereka justru cenderung menghindari BANK. Hingga suatu hari adalah seorang pemuda pedesaan yang berencana mengadu nasib dikota.
Pemuda ini dalam masa keheranan dengan keadaan kota yang sangat jauh berbeda dengan keadaan didesanya. Dia berjalan-jalan dipusat kota untuk melihat-lihat keadaan, hingga berhentilah mata pemuda ini pada suatu gedung yang ramai dikunjungi orang yaitu BANK. Kemudian berjalan dalam keheranan pemuda desa mendekati gedung tersebut, belum juga berhenti heran di otaknya, tiba-tiba dia melihat tulisan besar digagang pintu gedung bertuliskan OPEN. Dalam hati dia berkata "Orang kota tidak ada kerjaan, membuat OPEN sebesar ini. Sebesar dan sebanyak apa bolu yang bisa dibuat di OPEN tersebut? Hmmmmmm...." Tidak lama kemudian seseorang bergegas masuk kedalam BANK. Maka dengan reflek layaknya Bruce Lee pemuda tersebut menarik tangan orang yang akan masuk ke BANK itu sambil berkata "Pak! Pak! Jangan masuk kedalam OPEN itu, panas pak...!" Orang tadi hanya tersenyum keheranan dan langsung masuk kedalam BANK. "Wah hebat orang itu tadi, berani masuk kedalam OPEN" Gumam pemuda desa sambil tetap saja keheranan. Sesaat kemudian keluarlah seseorang yang kebetulan keturunan Afrika (Negro). "Tuh kan....!!! Kataku bagaimana tadi!!! Jangan masuk ke OPEN, ya jadi beginilah pak! Anda menjadi gosongkan!!!" Ujar pemuda desa dengan semangat 45-nya menyalahkan orang negro yang baru keluar dari BANK...

Mudah-mudahan artikel ini menjadi pemicu dalam menciptakan generasi penerus yang lebih baik...Amiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar