Senin, 25 Januari 2010

Akibat Kesulitan Belajar Terhadap Prestasi Sekolah

Berdasarkan 4 faktor penyebab (A, B, C, dan D) seperti tersebut pada artikel sebelumnya (Faktor Penyebab Kesulitan Belajar), maka dapat dikemukakan prestasi sekolah yang umumnya diperoleh dari masing-masing kelompok sebagai berikut;


A. Anak yang kurang dalam kematangan fisik, mental atau emosi, akan mengakibatkan :
  • Angka kurang untuk tugas-tugas manual yang membutuhkan ketangkasan dan keterampilan tangan.
  • Angka kurang untuk pelajaran berhitung, membaca dan imlak (dikte).
  • Angka kurang untuk sosialisasi (bermasyarakat), untuk sikap kooperatif (kerjasama) terhadap teman-teman dan tugas-tugas yang harus dikerjakan bersama. Sikap dependent (tergantung pada bantuan orang lain), mudah menangis, atau sangat kasar terhadap kawan.
B. Anak yang mengalami hambatan fisik atau kelainan organik, diantara akibatnya:
  • Angka kurang, terutama untuk pelajaran yang membutuhkan daya tangkap dan pendengaran yang baik, misalnya imlak (dikte). Karena sering kurang menangkap penjelasan-penjelasan guru, maka rata-rata angkanya rendah, hampir untuk setiap pelajaran.
  • Seperti halnya dengan gangguang pendengaran, maka pada gangguang penglihatan, sering mengakibatkan prestasi yang rata-rata menurun dalam pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan ketajaman penglihatan. Di samping itu anak sering merasa rendah diri bila ia harus menggunakan kaca mata, yang antara lain berpengaruh terhadap menurunnya prestasi belajar anak.
  • Terutama yang mengalami cacat atau gangguan pada tangan, maka prestasi pelajarannya menjadi karena segala sesuatunya tidak dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga tugas-tugas di sekolah sering tidak selesai.
  • Adanya gangguan pada syaraf sering menyebabkan anak hyper-active (terlalu sangat aktif), daya tangkap dan daya ingatnya lemah. Hal ini akan mengakibatkan ia tidak dapat maju atau sedikit sekali mendapat kemajuan dalam pelajaran.
C. Anak yang kurang kemampuannya (IQ rendah), pada umumnya sejak mereka mulai sekolah prestasinya kurang dibandingkan anak-anak lain. Dan perbedaan ini bertambah jelas dengan peningkatan pelajaran-pelajaran, terutama dalam matematika (berhitung) dan pelajaran-pelajaran hafalan. Pada beberapa anak, juga dalam menulis dan membaca angkanya kurang.
Pada mereka dengan kemampuan tinggi, pada umumnya semua prestasinya baik, tetapi karena kurangnya pengertian dari orang tua atau guru dan tidak ada penyaluran, maka nampak adanya penurunan prestasi secara menyeluruh.

D. Anak yang mengalami hambatan atau gangguan emosi, menyebabkan keseluruhan prestasinya kurang atau mundur, terutama dalam pelajaran-pelajaran yang membutuhkan konsentrasi, perhatian dan daya ingat. Di samping itu motivasi untuk belajar pun menurun, lalu anak menjadi apatis (diam pasif, tidak punya inisiatif).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar