Senin, 25 Januari 2010

Mengatasi Kesulitan Belajar

Pemeriksaan dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk menilai kemampuan seseorang, tetapi juga untuk membantu memperoleh diagnosa (pemeriksaan) yang tepat mengenai masalah dan keluhan-keluhan yang ada pada diri seseorang dan cara-cara bagaimana sebaiknya untuk menanggulanginya.
Pada umumnya dalam pemeriksaan digunakan beberapa macam tes yang disesuaikan dengan masalah dan usia kasus. Disamping itu pencatatan riwayat perkembangan dan obervasi (pemeriksaan) yang teliti selama pemeriksaan, memegang peranan yang penting pula.
Sesuai dengan usia kasus, maka terdapat beberapa tes khusus untuk :
  • Anak-anak pra sekolah
  • Anak-anak usia sekitar 6-15 tahun
  • Anak-anak usia 15 tahun keatas - dewasa
Sesuai dengan masalahnya, maka terdapat tes-tes untuk menilai :
  • Intellegensi/kemampuan (IQ)
  • Bakat/arah minat
  • Kepribadian
Adapun aspek-aspek yang dinilai pada masing-masing tes, yaitu :
  • Pengetahuan umum
  • Pengertian sosial
  • Kemampuan mengolah angka/kecepatan dan ketepatan berhitung, daya konsentrasi dan daya tangkap
  • Kemampuan konseptualisasi verbal abstrak
  • Daya ingat mekanistik, daya tangkap dan konsentrasi
  • Ketelitian dan ketajaman daya persepsi
  • Daya logika dan kemampuan interprestasi situasi sosial
  • Kemampuan menganalisa dan membentuk suatu bentuk abtsrak sesuai contoh
  • Kemampuan menganalisa dan mensintesakan suatu bentuk konkrit tanpa contoh
  • Ketelitian, kecepatan menulis dan proses belajar
  • Dalam menilai kemampuan verbal, performance (penampilan) dan kemampuan umum (general intelligence) digunakan istilah IQ.
Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Sesuai dengan 4 faktor penyebab timbulnya masalah belajar, maka tindakan-tindakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
  • Untuk kasus anak yang menghadapi masalah kurang kematangan fisik, mental atau emosi, ia harus mengikuti remedial teaching. Anak memperoleh latihan-latihan khusus sesuai dengan kelemahan yang ada.
  • Untuk kasus anak yang menghadapi hambatan fisik atau kelainan organik, ia harus memperoleh pemeriksaan atau pengobatan dari seorang dokter atau neurolog, dan bila perlu menggunakan alat serta memperoleh latihan-latihan.
  • Untuk anak yang kemampuannya kurang, bila perlu ia harus mengikuti pendidikan disekolah luar biasa golongan C. Dan bagi mereka yang kemampuannya tinggi, supaya kemampuannya disalurkan pada kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah, bila perlu anak dan orang tuanya berkonultasi dengan psikiater atau psikolog.
  • Sedangkan untuk anak yang mengalami hambatan emosi, ia bersama orang tuanya perlu berkonsultasi atau memperoleh terapi (pengobatan psikologik) dari seorang psikiater atau psikolog.
Masalah sekolah biasanya baru mulai dirasakan setelah adanya suatu rangkaian kejadian. Maka dalam hal ini, usaha preventif (berjaga-jaga) yang dapat dilakukan yaitu :
  • Para pendidik terutama orang tua dan para guru supaya memberikan perhatian yang cukup kepada anak didiknya, sehingga kekurangan atau kelemahan-kelamahan mereka secepatnya diketahui dan diatasi dengan berkonsultasi sesuia denga keluhan-keluhan yang ada kepada ahli-ahli yang bersangkutan.
  • Supaya orang tua jangan segan-segan memeriksakan anaknya pada seorang ahli jika nampak adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Kalau ada kekurangan-kekurangan, walaupun sedikit, tetapi jika sudah mengakibatkan gangguan bagi kelancaran berlajar anak, seperti tidak dapat membaca atau menulis, maka sebaiknya memperoleh "remedial teaching".Tetapi seandainya disarankan ke sekolah luar biasa, maka janganlah menunggu-nunggu, karena ini justru akan menambah parah keadaan anak.
  • Para guru, bila mengetahui adanya kemunduran atau siswa tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah, supaya segera memberitahukan kepada orang tuanya dan jangan membiarkan anak terlunta-lunta dikelas. Jadi seandainya anak perlu di sekolah luar biasa, supaya disalurkan dan jangan dipertahankan asal orang tuanya senang, seperti dengan cara menaikkannya setiap tahun meskipun tanpa ada prestasi.
  • Bila mungkin, bentuklah suatu tim ahli di sekolah. Hingga anak-anak, para guru dan orang tua siswa secara teratur dapat berkonsultasi.
Dengan adanya pengertian dan kerja sama yang baik antara para orang tua, guru dan para ahli (pedagog, psikolog, psikiater, dan neurolog) yang dengan mudah dapat dihubungi, maka kemungkinan-kemungkinan timbulnya keluhan-keluhan dalam hal pada anak-anak dan remaja khususnya, serta keluhan-keluhan lain pada umumnya, dapat kita hindari dengan cara sebaik mungkin. Insya Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar