Sabtu, 07 Maret 2009

Prediksi UN 2007


Prediksi Soal UN 2007 dan Kelulusan
10 Februari 2007 oleh
Urip.WP.Com
“Tulisan ini tidak berisi tentang prediksi soal mata pelajaran seperti yang banyak dicari itu”
Dengan dinaikkan standar nilai ujian nasional, maka tidak hanya siswa sibuk mencari informasi tentang soal UN. Guru juga. Siswa-siswa yang rajin kebetulan kesasar di blog ini sering menanyakan atau sekedar meminta dikirimi bocoran soal . Inilah yang sedang terjadi dikalangan siswa, meskipun itu hanya beberapa. Tidak ketinggalan guru juga berusaha membantu mencari berbagai soal yang akan digunakan untuk persiapan/latihan dalam menghadapi ujian nasional. Di samping juga memanfaatkan buku-buku komersial yang dijual bebas.
Ujian adalah segalanya buat siswa kelas 3 SMA dan SMP, kelas 6 SD. Segala upaya dilakukan, baik secara anggun dan kasar. Mereka ada saja yang mengira blog ini adalah blog untuk melayani hal-hal semacam itu. Salah khan? Maka jika komentarnya bernada seperti itu maaf saja langsung dihapus di blog ini. Tapi ada beberapa siswa yang memberikan komentar yang bernada mengingatkan agar rekannya tidak berbuat curang. Yang terakhir ini saya tetep pertahankan.
Dari statistik blog pun tiap hari untuk referrernya selalu ada untuk kata prediksi soal UN 2007 dan jumlahnya cukup banyak. Sekali lagi maaf kalau yang dicari tidak ada dalam blog ini. Sedangkan untuk tulisan dengan judul Perihal Ujian Nasional 2007 selalu menjadi Top Klik di blog ini. Kalau yang ini terkait dengan Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional 2007 ini. Boleh-lah diketahui. Bisa dijadikan acuan tegas. Tinggal diperkirakan saja model soalnya bagaimana. Demikian inilah saya kira kalau memang hendak mengejar nilai atau kelulusan.
Mungkin ini adalah fenomena yang lazim di saat mendekati masa ujian. Semua baik siswa-guru sambil berharap mendapatkan banyak informasi terkait ujian nasional 2007 nanti. Ada sesuatu yang jelas sekali bahwa beginilah keadaan pendidikan kita. Nilai dan kelulusan adalah target utama, perolehan ilmu divonis dengan angka. Dan ini di gebyah uyah (diberlakukan dengan tanpa pandang bulu, meskipun manusia memang gak berbulu tapi ber-rambut… hallllah nglantur). Sudah bosan memperbincangkan hal ini, tapi kenapa ini tetep saja dijadikan pedoman suatu kelayakan lulus tidaknya siswa.
Masih ada alternatif lain. Peran guru bisa dimaksimalkan untuk hal ini. Lembaga sekolah bisa diberikan kewenangan dalam hal kelulusan. Jerih payah belajar siswa tidak mesti diukur dengan nilai akhir standar nasional sebagai patokan. Ini bukan berarti menghilangkan standar yang telah ada, bahkan kalau bisa ditingkat. Atau bisa juga menggunakan sistem standar nasional dan standar wilayah. Bisa saja siswa tidak lulus berdasar standar nasional tapi tetep dinyatakan lulus untuk standar wilayah. Sebab disparitas antar wilayah jelas selalu ada dengan berbagai alasan keterbatasan. Ini mungkin akan sedikit bisa meredam gejolak anti UN. Saya tidak tahu apakah yang seperti ini sudah pernah digagas oleh pengambil kebijakan tingkat atas.
Gimana yah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar